Jumat, 25 Mei 2012

Cerpenku


AKU ANAK YANG KUAT
            Awan mendung seakan tak menyuruhnya untuk pergi ke sekolah. Gang yang sempit dan ramai dengan orang yang berlalu lalang setiap pagi untuk berdagang dipasar. Melihat kondisi ekonomi ayahnya yang rendah Vina harus mengerti perjuangan hidup sejak ia kecil. Namun, semenjak ibunya meninggalkannya untuk selamanya dunia terasa lebih gelap dan hampa. Hal tersebut membuat luka yang sangat dalam bagi Vina, butuh waktu bertahun-tahun untuk menghilangkan rasa rindu terhadap ibunya yang tak bisa kembali untuk selamanya. Dan ayahnya hanya dapat meratapi nasib serta mencoba untuk menghibur Vina.
“ Ayah, aku pergi berangkat sekolah dulu.Assalamualaikum.” kata Vina.
”Apa sebaiknya kamu tidak berangkat ke sekolah saja melihat kondisi cuaca yang kurang baik seperti ini?” Jawab Ayah.
 “ Ayah aku akan baik-baik saja, Apalagi aku menggunakan payung ajaib pemberian ayah. Payung ini pasti melindungiku sampai kesekolah” Kata Vina sambil memasang sepatu dan merapikan jilbabnya.
”Hati-hatilah nak dijalan”pesan Ayah.
” Siap ayah..”Jawab Vina dengan semangat.
            Jarak sekolah yang dekat rumahnya membuat Vina dengan mudah berangkat sekolah dia hanya berjalan kaki saja akan cepat sampai. Bermodalkan payung pemberian hadiah dari ayahnya. Vina berjalan dengan rasa tenang. Sesampainya disekolah, disana tampak sepi karena hujan sangat lebat sekali jadi banyak siswa dan siswi yang belum datang.
“ Wah, sekolah ini seperti kota tak berpenghuni sepi,sunyi,dan menyeramkan.” Gerutu Vina didalam hati.
            Lalu, Vina menunggu didepan kelasnya yang disana belum ada satupun siswa dan siswi yang datang. Dan tiba-tiba lewatlah senior kelas XI yaitu kak Agus dia mempunyai waah yang tampan dan perawakan tinggi. yang terpeleset tepat didepan Vina.
“Wow, sakit..sakit sekali” Teriak kak Agus.” Hahaha..ups maaf kak ane keceplosan” Sahut Vina sambil tertawa terbahak-bahak.
” Huh kamu ya Vin, seneng banget ngeliat orang susah”. Jawab kak Agus yang tampak kesal.
” Ya, maaf kak nih nggak ketawa lagi. Kak Agus ada yang sakit?”tanya Vina
“ Nggak ada yang sakit, oh ya Vin kakak ke kelas dulu ya makasih udah diketawain.” Jawab kak Agus.
“ Aneh tadi aku ketawain marah tapi sekarang malah jadi seneng”. Sahut Vina dalam hati yang tampak bingung.
            Sebenarnya kak Agus sudah lama menyukai Vina. Sejak Vina mengikuti MOS dan ia dipilih untuk mengaji didepan. Mendengar lantunan suara Al-Quran yang merdu membuat kak Agus semakin tertarik padanya dan ditambah lagi Vina mempuyai wajah yang cantik, soleha, dan mudah bergaul.Tetapi, Kak Agus belum berani menyatakan cintanya pada Vina.
            Akhirnya hujan redah juga dan para siswa mulai banyak berdatangan dan tidak lam kemudian bel masuk berbunyi. Pelajarn pertama Vina hari ini sedikit suntuk karena dia sedikit rendah dibidang studi ini yaiutu Matematika. Sudah banyak berbagai usaha yang telah ia lakukan agar dapat pintar matematika. Namun, hasilnya standar saja.
“ Ayolah matematika kenapa hidupmu rumit sekali.” Gerutu Vina.
“ Hei ! jangan berputus asa begitu kamukan sudah bekerja keras untuk mengerti matematika.” Jawab Feni sahabatnya.
“ Ia fei, aku janji untuk tetap berjuang. Aku sudah berjanji pada ibu bahwa aku akan menjadi orang yang sukses.”  Tambah Vina yang bersemangat.
            “Tett..Tett..”Bel berbunyi menandakan jam pelajaran habis dan waktu istirahat pertama. Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh Vina untuk melepas semua penatnya Setelah mengikuti pelajaran ini. Dikantin Kak agus tampak terus memandangi wajah Vina dari jauh. Dan hal ini, diketahui oleh Feni.
“ Vin, kamu tahu tidak jika dari tadi kamu dipandangi oleh seseorang?.” Tanya Feni
“Tidak, memangnya siapa?.” Sahut Vina yang tampak bingung dengan wajah polosnya.
“ Itu kak Agus, Sepertinya dia menyukaimu Vin.”Jawab Feni dengan berbisik
“ Itu memang hak dia untuk menyukai lawan jenisnya.tapi aku tidak tertarik untuk pacaran.” Balas Vina yang melihat kearah Kak Agus.
“ Apa salahnya sih jika kamu berpacaran untuk satu kali saja?” Tanya Feni dengan geram
“ Aku akan berkonsentrasi menuju kesuksesan, aku tidak ingin ada orang lain menggangguku. Dan aku telah berjanji pada ibiku untuk membanggakannya.” Jelas Vina
Sore harinya, tampak kak Agus yang mengendarai motor dan ingin mengajak Vina untuk mengantarkannya pulng kerumah.
“ Vin, mau dianterin ke rumah nggak.” Tanya kak Agus.
“ Eh..kak Agus, nggak usah kak rumah Vina deket kok!.” Jawab Vina dengan gugup.
“ Ayolah sekali-sekali senior mengantar junior.” Bujuk kak Agus.
“ Emmmnn.. Ya udah Vina mau.” Jawab Vina dengan sangat terpaksa.
            Vinapun diantarkan sampai di gang karena ia takut ayahnya marah padanya.
“Assalamualaikum, Ayah sayang.” Salam Vina penuh ceria.
“Waalaikumsalam putri ayah yang paling imut.” Jawab ayah yang saat itu suaranya kurang baik.
“Ayah sakit ya?.” Tanya Vina dengan Cemas
“ Oh.. ayah paling masuk angin saja tadi ayah sudah minnum obat kok.” Jawab ayah untuk menenangkan hati putrinya itu.
“ Kalo begitu aku mandi dulu ya, ayah nanti Vina urut ayah supaya sakitnya sembuh.” Jelas Vina pada ayahnya.
            Malam semakin larut setelah mengurusi ayahnya.Vina langsung ke kamarnya untuk belajar mengingat ujian kenaikkan kelas tinggal beberapa hari lagi. Ia harus bekerja keras untuk mendapat hasil yang maksimal.
            Keesokan harinya pagi tampak cerah dan Vina berangkat seperti biasanya. Tiba-tiba kak Agus datang menghampirinya didepan gerbang.
“Vina, nanti ke perpustakaan ya ! Aku ingin ngasih kamu sesuatu.” Ajak kak Agus
“ Eeemmm.” Jawab Vina bingung.
            Sebelum Vina melanjutkan jawabannya bel masuk berbunyi dan mereka harus cepat ke kelas masing- masing.
“Vina, kak Agus tunggu ya !.” Pesan kak Agus.
Ucapan kak Agus menghantui pikiran Vina disaat pelajaran Kimia. Ia tampak bingung apakh ia harus datang atau tidak dan dia menceritakan hal ini kepada Feni.
“Fei, kak Agus mengajakku untuk datang ke perpustakaan istirahat pertama nanti. Katanya ia mau memberikan sesuatu padaku.” Kata Vina.
“Datang saja vin, mungkin yang mau ia berikan padamu itu penting.” Bujuk Feni.
            Pelajaran habis dan para siswa dan siswi langsung menuju kantin untuk mengisi perut. Sedangkan Vina ia menuju perpustakaan untuk menemui kak Agus yang sudah menunggunya di meja baca.
“ Vina, kak Agus mau memberikan kamu boneka beruang kecil ini.” Kata kak Agus.
“Tapi, kak Vina kan masih lama ulang tahunnya. Kok udah gasih hadiah” Sanggah Vina sambil tertawa.
“ Bu..bu..kan, maksud kak Agus memberi ini adalah tanda suka kakak terhadap Vina.” Kata kak Agus dengan terbata-bata.
            Suasana menjadi sunyi sekejap. Vina seakan tidak bisa mengatakan apa-apa.
“Jika Vina, gak bisa jawab sekarang vina boleh jawab besok.” Jelas kak Agus.
            Dirumah, Vina pusing memikirkan pertanyaan kak Agus dan ia masih tetap pada pendiriannya yang tak ingin berpacaran dulu. Namun, lama-kelamaan pikiran itu tenggelam dengan sendirinya dan Vina melanjutkan belajar malamnya.
“Vina, makan dulu nak dari tadi kamu belum makan.” Panggil Ayah
“ Iya, Yah sebentar lagi. Nanti Vina menyusul.” Jawab Vina.
            Sikap gigih Vina yang benar-benar menginginkan kesuksesesan itu membuat ia menjadi berubah drastis perhatian terhadap Ayahnya sangat kurang. Dan hal ini sangat dirasa oleh ayahnya.
Keesokkan harinya Vina menemui kak Agus yang sudah menunggunya.
“ Kak Agus, maafkan Vina ya. Vina nggak mau untuk berpacaran karena Vina ingin membanggakan ayah dan ibu vina dulu. Vina harap kak Agus bisa mengerti itu.” Jelas Vina
Kali ini kecewa benar-benar terasa kak Agus hanya diam.
“ Baik Vin, kakak bisa mengerti itu. Namun, percayalah kak Agus akan menunggu Vina sampai menjadi orang sukses” Sahut kak Agus yang benar-benar kecewa.
            Meraka kembali ke kelas`masing-masing, kaki kak Agus terasa berat setelah mendengar jawaban Vina yang membuatnya sangat kecewa. Dan Vinapun merasakan tidak enak terhadap kak Agus karena dia telah menyakiti harinya.
“ Anak-anak sebentar lagi kalian akan mengikuti Ujian Kenaikan Kelas. Mohon partisipasinya untuk meningkatkan belajar kalian masing-masing dirumah”. Kata Bu Zahra.
            Tak lama kemudian bel pulang berbunyi. Ketika Vina melewati parkiran motor. Motor kak Agus telah tidak ada lagi. Namun, biasanya sebelum Vina pulang motor itu pasti masih ada. Dan hal ini semakin mebuat Vina merasa bersalah.
Selama dikamar berbagai buku tergeletak dan berhamburan di tempat tidur Vina.
“Aku harus bisa.” Kata Vina dengan gigih.
“ Vina, makanlah dulu nak!.” Panggil ayah.
“Iya, ayah Vina siap.” Jawab Vina penuh semangat
“ Ayah jika aku nanti mendapat ranking 1 ayah mau memberiku apa?” tanya Vina
Dan pertanyaan ini selalu muncul disetiap ia akan mengikuti ujian disekolah.
“Ayah akan mengajak Vina ke Taman yang Vina inginkan waktu  itu.” Jawab ayah
“Benar ayah, yee.. Ya sudah ayah aku ingin kekamar dulu. Aku akan semangat belajar.” Sahut Vina dengan keceriaan.
            Beberapa hari kemudia tibalah saatnya ujian. Semua kelas terasa hening dan Vina merasa lancar dalam mejawab semua pertanyaan.
“ Huh akhirnya selesai jiga ya Fei” Kata Vina
“ Iya, Vin aku merasa lega dan aku akan tetap optimis kalau kita bisa naik kelas “ Jawab Feni. “ Yupp.. Yuk kekantin aku laper” Ajak Vina.
            Setelah enam hari, akhirnya Ujian Kenaikan kelas berakhir dan tinggalah menunggu hasilnya. Para siswapun merasa tegang karena ini adalah Ujian Kenaikan Kelas. Banyak dari meraka takut tidak bisa naik kelas. Saat didepan kelas datanglah kak Agus untuk menemui Vina.
“ Bagaimana Vin ulangannya?” tanya kak Agus. “ Ya, begitulah kak, Vina sih optimis aja bisa naik kelas.” Jawab Vina.
“ Kamu memang benar-benar ingin menjadi orang sukses, semangat ya! .” Kata kak Agus.
            Setelah ulangan dilewati dan tinggal menunggu hasil dengan disi classmeeting selama satu minggu. Akhirnya pengumuman ranking di tempel dipapan pengumuman dan kerja keras yang dilakukan Vina selama ini tidak sia-sia dia mendapat ranking satu.
“ Wah, Vin kamu hebat lihat namamu ada diurutan paling atas” Kata Feni dengan kagum.
“ Makasih Fei, kamu juga hebat karena kamu mendapat ranking empat.” Jawab Vina sambil memeluk sahabatnya itu Feni.
            Saat itu, datanglah kak Agus bersama teman-temannya dan kak Agus kagum dengan hasil yang telah dicapai oleh Vina. Dan mengajak Vian untuk makan di Bakso langganannya.
“ Vina, kamu mau nggak ikut kakak makan bakso sebagai hadiah hasil ulanganmu?.” Tanya kak Agus.
“ Wah, kak kalau Vina jangan ditanya lagi dia memang maniaknya makan bakso.” Jawab Feni
“ Ya udah, yuk kita pegi sekarang!.” Ajak kak Agus.
            Selama diperjalanan Vina merasakan hal yang sangat tidak enak. Dan ketika mereka sampai tiba-tiba dengan tidak sengaja Vina memecahkan gelas yang berdada diatas menja Feni.
“ Aaww, aduh maaf aku tidak sengaja.” Kata Vina dengan kesakitan karena luka ditangnnya.
“ Vina, kamu nggak apa-apa?.” Tanya kak Agus.
“ Enggak kak, aku nggak apa-apa kak aku ingin pulang dulu ya. Aku khawatir terhadap ayah.” Kata Vina dengan rasa cemas dan tergesah-gesah.
            Ketika sampai di gang rumahnya Vina melihat banyak orang menuju rumahnya menggunakan baju hitam dan sesampainya ia didepan rumah bendera kuning tertempel di atas teras rumahnya. Saat ia masuk ia melihat ayahnya terrbaring pucat dan tak bernafas lagi.
“ Ayaaaaahhh....” Teriak Vina.
“ Ayah, maafkan Vina. Ayah sudah berjanji untuk mengajak Vina pergi ketaman itu.” Kata Vina sambil menangis.
            Tiba-tiba datanglah teman dekat Ayahnya Vina yang memberikan pesan surat. Yang berisikan:
Assalamualaikum anakku, maafkan ayah yang tak bisa menemanimu lebih lama lagi. Mungkin ini sudah jalanmu nak ayah harus ikut ibumu. Jagalah dirimu baik-baik belajarlah bagaimana engkau bisa menjadi anak yang kua,anak yang bisa mandiri. Ayah yakin kamu bisa memberikan kami yang terbaik, jadilah orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Percayalah kami akan selalu ada didekatmu dan jaganlah engkau lupa mengunjungi makan kami.Wassalamualaikum
Ayah
            Kak Agus dan teman-temannya datang mereka tidak menyangka semuanya bisa menjadi seperti ini, ternyata ayah Vina mengidam penyakit kanker jantung dan Vina tak pernah mengetahui itu.
            Keadaan ini sulit bagi Vina, ia tidak bisa berfikir dan ia tidak masuk sekolah selama berhari-hari. Banyak teman-temannya yaang sudah membujuk Vina untuk kembali bersekolah. Namun, hasilnya sama saja. Dan datanglah kak Agus ke rumah Vina untuk menasehatinya.
“ Vina, mana dirimu yang dulu. Yang selalu ceria,cerdas,dan disiplin. Apakah kau tidak membaca surat itu dengan baik. Bahwa ayahmu menginginkan engkau menjadi orang yang sukses? Dan ia akan sedih melihat keadaanmu yang seperti ini.” Jelas kak Agus.
“ Tapi, kak mengapa harus aku yang menerima semua ini?.” Tanya Vina dalm kebingungan.
“ Ini sudah jalannya Tuhan Vina, percayalah kamu bisa melewati semua ini.” Jawab kak Agus yang sejenak menenangkan Vina.
            Dan akhirnya Vina sudah mau untuk pergi ke sekolah, dan ia tetap menjalani tujuan awalnya untuk menjadi orang sukses dan teman-temannya berusaha selalu menghibur Vina agar ia tidak merasakan kesepian.
“ Ayah, kini aku telah menjadi anak yang kuat, ku akan memberikan kebanggan untukmu.” Kata Vina dalam hatinya.
            Dua tahun kemudian Vina akhirnya lulua SMA dengan hasil terbaik satu angkatan dan ia bisa mendapat beasiswa masuk universitas.Dan kak Agus tetap menunggu Vina dan mereka bisa masuk dalam satu universitas.